Rabu, 30 Maret 2016

Sejarah Toko Kelontong di Taman Kota Bekasi

Toko kelontong atau Mini Market adalah suatu toko kecil yang umumnya mudah diakses umum atau bersifat lokal.Toko semacam ini umumnya berlokasi di jalam yang ramai,Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), atau stasiun kereta api. Toko kelontong sering ditemukan di lokasi perumahan padat di perkotaan. Kebanyakan toko kelontong masih bersifat tradisional dan konvensional, di mana pembeli tidak bisa mengambil barangnya sendiri, karena rak toko yang belum modern dan menjadi pembatas antara penjual dan pembeli Kata kelontong memiliki sejarah yang cukup tua. Kata ini merujuk kepada alat bunyi-bunyian yang selalu dibawa oleh pedagang keliling Tionghoa pada saat menjajakan barang dagangannya tempo dulu. Kelontong ini berbentuk tambur (rebana) mini bertangkai dan di kedua sisinya diberi tali pendek dengan biji bulat di ujungnya. Tambur mini ini bisa terbuat dari kaleng, kulit samak, atau kertas semen. Dengan digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan pada tangkainya, maka biji bulat ini akan "menabuh" tambur ini dengan suara kelontong-kelontong. Orang di dalam rumah akan segera tahu bahwa penjaja barang keliling sedang lewat di rumahnya mendengar suara kelontong yang khas ini. Pada zaman itu sang penjaja disebut dengan Tjina kelontong.


Sekarang saya ingin memberitahukan kepada anda semua tentang riwayat toko kelontong di Taman Kota Bekasi. Toko Kelontong ini sudah berdiri sejak tahun 2000. Sudah sekitar 16 tahun toko ini berdiri. Toko kelontong ini dikelola oleh seorang wirausaha,bernama ibu Maryanah berumur 50 tahun. Ia mengaku,berjualan di Taman Kota sangat laris. Pada tahun 2000, saat ia menjadi ibu rumah tangga,ia berfikir untuk menjual barang sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Saat pertama ia mau membuka usahanya ia meminjam uang kepada bank, dan sekitar 2 bulan toko kelontong ibu Maryana berdiri.

0 komentar:

Posting Komentar